LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS ATRAKSI WISATA ALAM PROSPEKTIF BERDASARKAN PENDEKATAN SUPLAI DAN PERMINTAAN, IDENTIFIKASI DAMPAK, DAN ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA ALAM YANG BERKELANJUTAN

 

ACARA V

SINTESIS ATRAKSI WISATA ALAM PROSPEKTIF BERDASARKAN PENDEKATAN SUPLAI DAN PERMINTAAN, IDENTIFIKASI DAMPAK, DAN ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA ALAM YANG BERKELANJUTAN

 

ABSTRAK

Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi terhadap dampak pembangunan pariwisata dan aktivitas wisata. Dampak pariwisata adalah selisih antara kualitas lingkungan dengan kegiatan pariwisata dan kualitas lingkungan tanpa kegiatan pariwisata. Lingkup kajian dampak pariwisata alam adalah aktivitas pembangunan, komponen lingkungan yang terkena dampak, dan interaksi antara keduanya. Tahap-tahap pembangunan pariwisata adalah tahap pra-konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasional. Kegiatan pembangunan pariwisata alam yang potensial menimbulkan dampak adalah pembangunan atraksi, fasilitas wisata dan akses menuju di dalam dan menuju lokasi wisata.

Dari kegiatan pembangunan wisata di tahap konstruksi dan operasional, terdapat beberapa dampak yang timbul yaitu dari aspek abiotik, biotik, dan sosial, ekonomi, serta budaya yang bersifat positif maupun negatif. Dari dampak potensial yang akan timbul, dapat dilakukan mitigasi atau pencegahan yang berkelanjutan. Mitigasi tersebut diantaranya adalah pembangunan atraksi, akses, maupun fasilitas wisata yang dilakukan jauh dari zona inti, serta penegakan aturan berupa larangan dan informasi serta pengawasan petugas terhadap aktivitas wisatawan. Selain itu prinsip pembuatan alternatif strategi pengembangan atraksi wisata alam dapat dilakukan dengan analisis SWOT yang memaksimalkan kelebihan dan peluang sekaligus meminimalkan ancaman dan kelemahan.

 

Kata kunci : dampak, mitigasi, SWOT.

 

I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum acara V ini adalah :

1.  Mahasiswa mampu membuat sintesis atraksi wisata alam berdasarkan pada acara-acara praktikum sebelumnya (pendekatan suplai dan permintaan).

2.  Mahasiswa mampu mengidentifikasi dampak pembangunan atraksi wisata alam yang direncanakannya.

3.  Mahasiswa mampu membuat alternatif strategi pengembangan atraksi wisata alam yang berkelanjutan.

II. DASAR TEORI

Pariwisata terdiri dari beberapa elemen yaitu wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lainnya. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam, sehingga menjadi negara ini sebagai salah satu daerah destinasi wisata di mancanegara. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) sebagai penggerak utama sektor kepariwisataan membutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah, kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta. Keberadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan hal terpenting dalam kegiatan wisata karena faktor utama yang membuat pengunjung atau wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan daya tarik yang dimiliki obyek wisata tersebut (Devy, 2017).

Pariwisata juga merupakan industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik-buruknya lingkungan. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual. Keberadaan kawasan pariwisata memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif bagi hubungan interaksi manusia dengan lingkungan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Interaksi yang muncul ini ditimbulkan karena adanya kunjungan wisata ke kawasan pariwisata yang semakin besar. Peningkatan jumlah kunjungan wisata ini memberikan dampak terhadap tiga aspek lingkungan hidup suatu kawasan pariwisata. Kajian tiga aspek dampak tersebut diantaranya mengacu pada aspek kondisi lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik kawasan pariwisata yang secara tidak langsung dampak tersebut ikut berpengaruh pada peningkatan ataupun penurunan kunjungan suatu  kawasan pariwisata (Muthahharah, 2014).

Indonesia adalah salah satu negara yang sedang melakukan pengembangan pada berbagai sektor, terutama sektor pariwisata. Pengembangan pariwisata pada konteks ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan mutu industri pariwisata. Menurut Yoeti (1983) faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai indikator pengembangan pariwisata adalah sarana pokok, sarana penunjang, dan sarana pelengkap. Sarana yang minimum (paling tidak) harus tersedia adalah sarana pokok seperti obyek dan daya tarik, sarana transportasi, akomodasi, bar dan restoran, travel agent, dan tour operator. Selain itu diperlukan juga manajemen kepariwisataan agar produk pariwisata dapat terus ditingkatkan.

Menurut penelitian Abdillah dkk (2016) mengenai dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal di kawasan wisata (studi pada masyarakat sekitar wisata wendit, kabupaten Malang). Dalam pembahasannya menunjukkan bahwa hasil dari penelitian diatas sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar objek wisata, baik dari dampak sosial seperti dapat meningkatkan keterampilan penduduk, banyak terserapnya tenaga kerja. Selain itu dampak yang ikut dirasakan oleh masyarakat adalah dampak budaya yang semakin dilestarikan serta dampak ekonomi yang mendorong masyarakatnya untuk mendorong berwirausaha guna menambah pendapatan masyarakat sekitar wisata Wendit. Menurut Dixion et al (2013) menjelaskan dalam konsep dampak ekonomi, masyarakat lokal dapat memperoleh keuntungan jika pengeluaran dari non-lokal warga dimasukkan sebagai tambahan ke dalam ekonomi lokal.

Pengembangan destinasi pariwisata memerlukan teknik perencanaan yang baik dan tepat. Menurut Gunn dan Var (2002), ada beberapa aspek penting untuk menunjang kesuksesan pariwisata, yaitu aspek aksesibilitas (transportasi dan saluran pemasaran), karakteristik infrastruktur pariwisata, tingkat interaksi sosial, keterkaitan atau  kompatibilitas dengan sektor lain, daya tahan akan dampak pariwisata, tingkat resistensi komunitas lokal, dan seterusnya. Prinsip perancangan kawasan alam merupakan dasar-dasar penataan kawasan dengan melibatkan aspek yang perlu dipertimbangkan dan komponen penataan kawasan tersebut. mengemukakan bahwa suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil secara optimal didasarkan pada empat aspek pertimbangan untuk mewujudkan kawasan wisata yang baik, berhasil, dan optimal, yaitu dengan mempertahankan kelestarian lingkungannya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, menjamin kepuasan pengunjung, serta meningkatkan keterpaduan dan kesatuan pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zona pengembangan.

Pengembangan pariwisata pada suatu destinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan melalui devisa, tekanan dari tingginya kebutuhan maskapai penerbangan, sehingga perlu perluasan kapasitas bandara, peningkatan kapasitas infrastruktur transportasi sehingga terjadi peningkatan lalu lintas, peningkatan tenaga kerja/tuntutan pekerjaan, penurunan pada sektor lainnya seperti pertanian dan pertambangan. Pemerintah ketika dihadapkan pada kondisi penurunan pada sektor utama pembangunan, maka pembuat kebijakan sering beralih ke pariwisata. Pariwisata dipandang sebagai sektor industri yang ramah lingkungan, memiliki kecepatan relatif ada perkembangan fasilitas, biaya rendah, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru (Ariyani, dkk., 2017).

Ada berbagai upaya dalam membangun pariwisata, diantaranya adalah mengembangkan Obyek dan Daya Tarik Pariwisata, mengembangkan sarana dan prasarana, pemasaran dan promosi pariwisata, pengembangan sumber daya manusia. Proses pembangunan di berbagai sektor pasti akan disertai dengan timbulnya dampak, dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan negatif. Begitu pula dalam pembangunan pariwisata, setiap kegiatan pembangunan kepariwisataan yang dilakukan pasti menimbulkan dampak baik positif maupun negatif (Spillane, 1991). Dampak pembangunan pariwisata adalah dampak akibat adanya pembangunan pariwisata yang menimbulkan akibat positif maupun negatif, sebenarnya tedapat 3 bidang pokok yang kuat dipengaruhi yaitu ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan (Erawan, 1997). Dampak ekonomi dalam pembangunan pariwisata adalah dampak negatif atau dampak positif yang terjadi terhadap lingkungan ekonomi dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat perkembangan pariwisata terhadap perubahan pekerjaan dan pendapatan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerjra dan berusaha (Sukadijo, 1997). Dampak positif dan negatif pembangunan pariwisata pada aspek budaya adalah: (1) Conservation of Cultural Heritage, (2) Renewal of Cultural Pride, (3) Cross Cultural exchange, (4) Offer crowding and loss of amenities for residents, (5) Cultural Impacts, (6) Sosial Problems.

 

        DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Akhmad Bories Yasin, Djamhur Hamid, dan Topowijono. 2016. Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal di Kawasan Wisata (Studi pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit, Kabupaten Malang). Jurnal Adimistrasi Bisnis, 30(1): 74-78.

Ariyani, S. W., Sunarti, dan Darmawan A. 2017. Analisis Dampak Pembangunan Pariwisata pada Aspek Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat (Studi Kasus pada Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 49 No.  2.

Devy, Helln Angga. 2017. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosiologi DILEMA, 32(1): 34-44.

Dixion, A. W. et al., 2013. Assesing The Economic Impact of Sport Tourist's Expenditures Related to a University's Baseball Season Attendance, Journal of Issues In Intercollegiate Athletics. Vol. 6(6). 96-113.

Erawan, I. W. 1985. Pengaruh Kebijakan Pariwisata Terhadap Industri Paiwisata Bali. Denpasar. Universitas Udayana. Bali.

Gunn, C. A. dan Var. 2002. Tourism Planning: Basics Consepts Cases. Routledge. London.

Muthahharah, Afiefah.2014. Dampak Pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Terhadap Kondisi Lingkungan, Sosial, Dan Ekonomi Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Spillane, J. J. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Kanisus. Yogyakarta

Sukadijo. 1997. Anatomi Pariwisata. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 

Yoeti, Oka. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung

 

Komentar

Postingan Populer