Hama Kan Banyak, Kok Kehutanan Bahasnya Serangga Melulu?


Sumber gambar : Pixabay oleh Lolame

    Ketika terjun ke dunia kehutanan, kita akan menemui mata kuliah berkaitan dengan hama-hama penyebab penyakit tanaman hutan, dimana bahasannya ya seputar serangga, mulai dari ordo isoptera, hemiptera, homoptera, orthoptera, dsb. Mungkin akan muncul sebuah pertanyaan, "hama itu kan nggak cuma serangga, bahkan sekelas tupai dan makaka pun bisa jadi hama di kehutanan. Kenapa mahasiswa kehutanan kok belajarnya serangga melulu?"

    Nah untuk menjawab pertanyaan itu sepertinya lebih enak kalau kita ngulik soal pengertian dari hama itu sendiri. Hama sendiri merupakan organisme yang keberadaannya merugikan dan tidak diinginkan. Baik itu insekta, mamalia, aves, reptil,maupun amfibi selama membawa dampak kerugian (di lihat dari sudut pandang manusia) maka dia disebut hama. Oleh sebab itu "hama" itu sebenarnya dinamis, bisa saja mulanya suatu organisme bukanlah hama, karena adanya perubahan ekosistem atau faktor-faktor lain menyebabkan organisme tersebut mulai menyerang tanaman tertentu yang menyebabkan kerugian.

    Nah bicara soal hama kehutanan, sebenarnya selain serangga kita akan menemui kasus-kasus hama tupai atau pun makaka yang menyerang komoditi-komoditi dari sektor kehutanan. Lantas mengapa studi hama lebih dititikberatkan pada serangga?

    Hal tersebut disebabkan jumlah serangga yang paling melimpah sehingga kerusakan yang ditimbulkan pun cukup besar dan parah, kalau kata salah seorang dosennya saya, 90% spesies di kingdom animalia diisi oleh golongan serangga. Keberadaan serangga melimpah diantaranya disebabkan kemampuan reproduksi serangga yang tinggi, memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, ukuran serangga yang relatif kecil sedangkan ketersediian makanannya melimpah, kemampuan survival tinggi karena punya unique body. Begitulah kira-kira latar belakang mengapa studi tentang hama kehutanan lebih banyak menitikberatkan pada hama serangga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer