Trip to Singapore
Sumber pribadi |
Yok kita nge-trip!!
Perjalanan ane ke Singapura 2017 silam sebenarnya bukan buat liburan, tapi salah satu negara yang ane kunjungi dalam program ke 3 negara dari sekolah ane. Walaupun disana kami membawa misi ciailah.. tapi vibes liburannya tetap terasa. Tujuan kami pertama di Singapura adalah tentu saja mendarat dulu dong di bandara Changi, salah satu bandara terbaik di dunia. Aigoo jujur sih bandaranya enak banget, tenang, bersih, luxury, dan banyak entertainingnya gitu pas di bandara, lantainya aja dikarpetin beuh.. Norak banget ga si ane wqwq.. Tapi jujur ya pemberangkatan ane dari Bandara Internasional Adisucjipto Yogkarta dan landing di Bandara Changi itu berasa njeglong banget, sama-sama internasional tapi rasanya beda.
Setelah itu ane and team mulai melanjutkan perjalanan menaiki bus, yaa as you know lah SG sebagai negara yang green and sustainable city mah viewnya yahud banget. Kotanya tertata rapi, bersih, nyaman, enggak polutif dan enggak bising. Penduduk SG itu disuruh tinggal di apartemen, makanya itu jadi salah satu faktor kotanya tertata rapih dan jujur si menurut ane itu membuat antara si kaya dan si biasa-biasa aja jadi enggak kontras.
Di SG kami mengunjungi beberapa tempat utama yaitu NeWater (perusahaan yang mengubah air laut jadi air konsumsi), Malay Heritage Center (bangunan-bangun warisan Malaysia disana, ada masjid juga yang sering dikunjungi pelancong dengan syarat berpakaian rapi sopan tertutup), Gardens by the Bay (btw disini ane tersesat dan ga bawa hp, sampai ditungguin serombongon, astaga drama banget ga sih), Universal Studio Singapore (ane lupa ngapain aja disini, keknya nonton pertunjukan deh), NTU dan SUTD (Berkunjung ke universitas top). Tapi sayang waktu itu kami belum bisa datang ke Merlion yang Singapura banget wqwqq karena ada penutupan jalan.
Dari sedikit main ke SG ini ada beberapa poin yang pengen ane sampein, pertama SG itu negara kecil yang sumber dayanya sangat terbatas, air minum aja harus netralisasi air laut, sering bikin reklamasi, tanah aja beli, tapi mereka punya sumber daya manusia yang luar biasa, orang-orang yang punya inisiatif, optimis, kreatif dan inovatif. That makes them survive and change remarkable.
SDA berlimpah yang dikuasai oleh SDM yang buruk akan dikelola dengan buruk. SDM yang sedikit dikuasai dengan SDM yang baik akan dikelola dengan baik. Ibarat sekelompok serigala yang dipimpin seekor domba akan kalah dengan sekolompok domba yang dipimpin seekor serigala.
Kedua, dengan multi etnis dan agama justru menyebabkan kondisi di SG menurut ane tentram, karena tidak ada istilah yang namanya suku asli bla bla bla sehingga salah satu tidak merasa paling dominan di atas yang lain, jadi konflik antar-ras, antar-suku, antar-agama sangat minim. Karena berisi para pendatang, kekayaan budaya berupa pakaian adat, alat musik, lagu, tarian, dsb. pun terbilang tidak tinggi. Bisa jadi itu menjadi poin plus mereka mampu mengembangkan negara sebagai smart city, karena fokusnya tidak banyak terbagi ke dalam masalah lainnya. Kalo Indonesia kan masalahnya banyak banget ya
Kalau di bayangan ane, Singapura itu ibarat orang-orang cerdas, pintar, kreatif dan inovatif, serta disiplin yang berkumpul lalu menempati sebuah tanah yang enggak ada apa-apanya. Lalu dengan kapasitas mereka, they're change an empty land into a wonderfull modern city.
Banyak orang Indonesia datang ke SG untuk berlibur dan berobat, bahkan kata pemandu ane disana salah satu pemasok devisa terbesar SG ya dari kunjungannya orang-orang indo. Sedangkan banyak orang Malaysia datang ke SG justru sebaliknya, buat bekerja. Tiap pagi dan sore di jalur lintas perbatasan SG-Malaysia banyak lalu lalang kendaraan, paginya orang Malaysia berangkat kerja dan sorenya pulang kerja, nglaju SG-Malaysia.
Bisa jadi, menurut orang SG, orang-orang Indonesia itu kaya karena mereka berkunjung ke SG untuk tujuan holiday dan berobat, sedang menurut orang SG, orang Mlaaysia itu miskin karena tujuan ke SG adalah bekerja. Sebaliknya menurut orang Malaysia, orang Indonesia itu miskin karena banyak TKI yang bekerja di Malaysia sedangkan SG kaya karena mereka banyak mencari nafkah disana. Menurut orang Indo, dua-duanya sama-sama kaya sih tapi lebih kayaan SG.
Mungkin itu sedikit cerita ane di Singapura, semoga bisa jadi sedikit gambaran buat sedulur sekalian yang mau kesana, dan mungkin pelajaran untuk kita semua. Apa yang ane tulis itu beberapa mengandung opini dari apa yang ane lihat dan rasakan disana, boleh jadi kalian yang membaca ini punya pandangan yang lain.
See you di cerita berikutnya
Semoga kamu bahagia :)
Komentar
Posting Komentar