Bincang Dikit Soal "BENIH"

 

Dokumentasi pribadi

Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Viabilitas dapat juga dikatakan sebagai daya kecambah benih, presentase kecambah benih atau daya tumbuh benih. Viabilitas benih merupakan daya kecambah benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme atau gejala pertumbuhan. Perkecambahan benih mempunyai hubungan erat dengan viabilitas benih dan jumlah benih yang berkecambah dari sekumpulan benih yang merupakan indeks viabilitas benih. Viabilitas benih menunjukkan daya hidup benih, aktif secara metabolik dan memiliki enzim yang dapat mengkatalis reaksi metabolik yang diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan kecambah. Dengan begitu viabilitas benih berkaitan erat dengan kualitas benih tersebut. Semakin tinggi viabilitas maka semakin baik kualitas benih tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah viabilitas benihnya maka kualitas benih juga semakin buruk. 

Kualitas benih adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari benih yang menunjukan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan atau standard yang ditentukan. Ruang lingkup kualitas benih terdiri atas kualitas morfologis, fisiologis dan genetis. Kualitas morfologi benih meliputi tekstur, warna, bentuk, ukuran, bobot, keutuhan benih, dan kelembaban berkaitan dengan tingkat kadar air benih. Kualitas fisiologis berkaitan dengan aktivitas enzim, metabolisme, respirasi, dan tahapan perkecambahan. Kualitas genetis erat kaitannya dengan kemurnian genetis yang berasal dari garis keturunan tetua benih.

Diantaranya untuk menguji kualitas morfologi benih dilakukan dengan cara melakukan uji belah. Uji belah dilakukan dengan cara membelah biji yang telah direndam dalam air pada malam  sebelumnya untuk melihat endospermnya. Biji yang baik akan memiliki embrio dan endosperm (cadangan makanan) yang berwarna putih kekuningan. Untuk menguji kualitas fisiologi benih dilakukan dengan cara melakukan uji langsung atau uji kecambah. Uji kecambah dilakukan dengan cara mengecambahkan biji pada suatu kapas yang telah dibasahi, kemudian dimasukkan  ke dalam germinator. Sedangkan untuk menguji kualitas genetis benih dilakukan dengan cara melakukan uji tetrazolium. Uji tetrazolium dilakukan dengan cara merendam biji kedalam larutan tetrazolium. Setelah 4 jam diamati perubahan warna pada biji tersebut. Biji yang baik akan berubah warna menjadi merah terang.

Kadar air benih dapat berpengaruh terhadap viabilitas benih karena terkait dengan jumlah air yang terkandung dalam benih apakah telah tersedia sesuai kebutuhannya. Kadar air benih berkaitan dengan kemampuan benih untuk disimpan. Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air makin lama daya hidup benih tersebut serta dapat mengakibatkan embrio rusak. Begitupun sebaliknya, makin tinggi kandungan air benih  maka makin tidak tahan benih tersebut untuk disimpan lama serta dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Kandungan air yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penyebab tumbuhnya cendawan pathogen dalam tempat penyimpanan benih. Berdasarkan kemampuan benih untuk disimpan, terdapat 2 jenis benih yaitu benih ortodoks dan benih rekalsitran. Ortodoks adalah benih yang pada masak panen/fisiologi memiliki kandungan kadar air yang relatif rendah. Biji kelompok ortodoks dicirikan dengan sifatnya yang dapat dikeringkan tanpa mengalami kerusakan serta dapat disimpan dalam kadar air rendah karena tidak mengalami penurunan yang berarti dengan penurunan kadar air hingga di bawah 20%. Rekalsitran adalah benih yang sangat peka terhadap pengeringan dan akan mengalami kemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Biji ini hanya mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90%). Benih bersifat rekalsitran akan mati jika kadar airnya diturunkan sebelum mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang bersuhu rendah.

 

 

Sedikit dokumentasi pribadi

 

Membersihkan dan memilah biji

Uji Kecambah

Biji sengon


Uji Tetrazolium


 

 

Komentar

Postingan Populer