LAPORAN PRAKTIKUM SUKSESI PRIMER DAN SUKSESI SEKUNDER
Dokumentasi pribadi (suksesi di TNGM setelah erupsi pada 2010) |
A. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan sering kali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Dalam suatu komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi pergantian komposisi jenis yang dapat membentuk suatu siklus berkelanjutan. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi.
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi.
Suksesi yang terjadi dalam komunitas tumbuhan ditandai dengan adanya penggantian komunitas tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lain. Suksesi tumbuhan dapat terjadi pada tempat yang semula sangat keras sehingga hanya sedikit tumbuhan yang mampu tumbuh di atasnya. Suksesi juga dapat terjadi sangat cepat ketika suatu komunitas dirusak oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemik serangga dan diganti oleh yang lain.
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu antara lain :
1. Mempelajari tahapan dan proses dalam suksesi primer dan sekunder
2. Memahami manajemen suksesi
III. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini antara lain mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tahapan dan proses-proses dalam suksesi primer dan sekunder serta manajemen suksesi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Keseimbangan ekosistem hutan sering terganggu baik oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Adanya perilaku atau tindakan manusia yang tidak bijaksana memperlakukan hutan yang menimbulkan permasalahan. Aktivitas manusia seperti membakar hutan, pembalakan liar, pengembalaan, atau merombak hutan untuk dijadikan tanaman pertanian atau tempat permukiman telah merubah habitat hutan asli. Secara alamiah, hutan-hutan yang mendapat gangguan (kebakaran) atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah melalui tahap-tahap suksesi (Saharjo dan Gago, 2011).
Suksesi adalah sebuah proses biologi dalam keilmuan ekologi yang dicirikan dengan bergantinya satu komunitas oleh komunitas lainnya yang lebih kompleks yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan lebih lama dari umur satu generasi manusia. Proses suksesi primer yang berlangsung secara lengkap sampai ke ekosistem yang stabil dan homoestatis dapat berlangsung hingga 150 tahun (Handziko dan Suyanto, 2015).
Suatu studi orientasi yang memperlihatkan semua perubahan vegetasi yang terjadi pada habitat dan lokasi yang sama disebut proses suksesi. Suksesi adalah penggantian suatu komunitas oleh yang lain yang terdiri dari suksesi primer dan suksesi sekunder (Sadili, 2014).
Soeriranegara dan Indrawan (1998) menyatakan bahwa proses suksesi adalah perubahan secara bertahap dan berangsur-angsur melalui beberapa tahap invasi oleh tumbuh-tumbuhan, adaptasi, agregasi, persaingan dan penguasaan, reaksi terhadap tempat tumbuh dan stabilisasi. Proses suksesi pada dasarnya terdiri dari tiga tahap (Indrawan, 2000) yaitu : (1) terbentuknya satu komunitas dalam proses suksesi, (2) perubahan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam proses suksesi, (3) perubahan lingkungan fisik dalam proses suksesi.
Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998), proses suksesi terjadi melalui beberapa tahap yaitu: a. Tingkat suksesi primer: dari vegetasi crypytogame, vegetasi rumput herba (semak kecil), vegetasi semak belukar, vegetasi perdu pohon hingga vegetasi hutan klimaks. b. Tingkat vegetasi suksesi sekunder yaitu: suksesi dimana vegetasi tergantung tingkat kerusakan terjadi, dimana dimulai dari salah satu tingkatan paling bawah hingga mencapai klimaks, seperti vegetasi 9 rumput herba (semak kecil), vegetasi semak belukar, vegetasi perdu pohon, dan vegetasi klimaks.
C. METODE
C.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 14 September 2019 pukul 07.00 WIB di Taman Nasional Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta.
C.2. Alat dan Bahan
Ø Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: kamera dan alat tulis
Ø Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain: beberapa lokasi bentangan lahan di Taman Nasional Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta.
C.3. Cara Kerja
1. Diamati beberapa bentangan lahan di sekitar hutan Taman Nasional Gunung Merapi yang termasuk tahapan sere awal, sere tengah dan sere lanjut.
2. Dipilih lokasi yang mewakili suksesi primer dan suksesi sekunder.
3. Diamati karakteristik yang muncul pada setiap tahapan suksesi (susunan tumbuhan bawah dan tegakan).
DAFTAR PUSTAKA
Handziko, Rio Christy dan Slamet Suyanto. 2015. Pengembangan Video Pembelajaran Suksesi Ekosistem Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa Biologi. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Vol. 1 No. 2. Hal. 212-224.
Indrawan, A. 2000. Perkembangan Suksesi Hutan Alam Setelah Penebangan dalam Sistem TPTI. IPB. Bogor.
Sadili, Asep. 2014. Dinamika Vegetasi Pada Petak Permanen Rasamala (Altingia excelsa Noronha) Di Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Jurnal Biologi Indonesia. Vol. 10 No.1. Hal. 1-9.
Saharjo, Bambang Hero dan Cornelio Gago. 2011. Suksesi Alam Paska Kebakaran Pada Hutan Sekunder Di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Kabupaten Ermera-Timor Leste. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 2 No. 1. Hal. 40-45.
Soerianegara, I dan A, Indrawan. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. IPB. Bogor.
Komentar
Posting Komentar