LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI

 

 

Sumber : tanipedi.co.id (Pupuk mutiara/NPK)

A.      PENDAHULUAN

I.     Latar Belakang

Keberhasilan pertumbuhan semai di persemaian sangat dipengaruhi oleh lingkungan, diantaranya media tumbuh dan ketersediaan air.  Media yang baik harus mempunyai sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan kaya unsur hara. Pada hakikatnya semua jenis media tumbuh membutuhkan air sebagai sarana mengangkut unsur hara yang  dibutuhkan tanaman. Namun, pemberian air pada media tumbuh mempunyai batas-batas tertentu sebab kebutuhan air oleh jenis-jenis tanaman kehutanan tidaklah sama, ada yang dapat bertahan hidup dalam genangan air atau sebaliknya dapat bertahan hidup pada tempat kering. Selain itu nutrisi yang terkandung dalam media  sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan semai. 

II.      Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui pengaruh intensitas penyiraman dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan semai.

 

III.        Manfaat

Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat memberi pupuk dengan dosis yang cukup agar semai dapat tumbuh optimal.

B.       TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan produksi dan kualitas dapat tercapai melalui tindakan budidaya seperti pemupukan, terutama nitrogen, fosfor dan kalium yang merupakan unsur hara makro. Selain untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, pemupukan juga dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah (Ali, 2015).

Faktor yang penting dilakukan di persemaian adalah pemupukan karena dengan suplai hara dari pupuk dapat memacu pertumbuhan tunas maupun akar dan dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekurangan air (water stress), suhu yang rendah atau serangan penyakit (Adinugraha, 2012).

Dosis pupuk berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi dan indeks kualitas semai serta berpengaruh nyata terhadap parameter persentase hidup bibit dan jumlah daun, sedangkan perlakuan frekuensi pemupukan berpengaruh nyata hanya terhadap parameter tinggi bibit (Herdiana dkk., 2008).

Air sangat dibutuhkan pada tanaman karena merupakan  bahan penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan asimilasi hasil proses ini ke bagian bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomasa tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Dwidjoseputro, 1984).

Kelebihan air menyebabkan pori-pori tanah tidak ada oksigen, sementara  tanaman memerlukan oksigen untuk pernapasan dan pertumbuhannya. Sedangkan pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Gardner et al., 1991)

 

C.      METODE

C.1. Waktu dan Tempat

                 Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 6 September 2019 pukul 13.00 WIB di Laboratorium Silvikultur Intensif Klebengan.

C.2. Alat dan Bahan

Ø  Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: kertas label dan kamera.

Ø  Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain: kecambah siap sapih dan pupuk dengan tiga dosis berbeda.

C.3. Cara Kerja

1.      Diambil kecambah siap sapih yang relatif seragam sebanyak 20 batang.

2.      Diberikan perlakuan pemupukan dengan ketentuan sebagai berikut.

a.       P1 = NPK 0 gram (5 ulangan)

b.      P2 = NPK 5 gram (5 ulangan)

c.       P3 = NPK 10 gram (5 ulangan)

d.      P4 = NPK 15 gram (5 ulangan)

3.      Digunakan rancangan CRD (Completely Randomized Design) untuk menempatkan masing-masing perlakuan. Diberi tabel pada setiap polybag yang berisi keterangan perlakuan dan nomor ulangan,

4.      Dibuat sketsa desain eksperimen dan dibuat tabel pengamatannya.

5.      Diamati semai tersebut selama 45 hari. Disiram setiap hari (pagi dan sore hari). Diukur tingginya setiap 7 hari sekali dan diamati kondisi semai (hidup/segar, layu, mati).

6.      Pada akhir pengamatan diukur tinggi dan diameter semai. Diameter semai diukur dengan cara ditandai 2 cm  diatas leher akar dengan spidol putih/tipex. Kegiatan selanjutnya adalah:

a.       Dipotret empat batang semai secara bersama-sama yang terdiri dari satu batang semai dari setiap perlakuan. Sebelum pemotretan diberi label pada polybag (berisi perlakuan) untuk setiap semai tersebut dan diletakkan penggaris di samping semai dan ditambahkan informasi dalam selembar kertas mengenai tanggal pemotretan dan nomor regu, kemudian diambil gambarnya. Kemudian dibongkar polybag bersama medianya secara hati-hati. Kemudian dibersihkan akarnya dengan dicuci dengan air. Setelah akar dibersihkan diusap dengan kain dan diambil gambar kembali keempat sampel semai tersebut dan dilakukan cara yang sama seperti pengambilan gambar sebelumnya.

b.      Dipanen semua semai dari setiap perlakuan dan dibongkar medianya dari polybag. Diukur tinggi semai dari leher akar (batas antara batang dan akar), diukur diameternya pada ringgi 5cm dari leher akar, diukur panjang akar tunggangnya dari leher akar sampai ujung akar tunggang (akar dicuci terlebih dahulu, kemudian diusap dengan kain/tisu dan diangin-anginkan). Diambil gambar dengan cara seperti pengambilan gambar pada langkah (a). Dikalungkan label pada bagian batang dan bagian akar. Kemudian dipotong pada leher akar sehingga menyisakan dua bagian yaitu aboveground (batang+daun) dan bagian belowground (akar). Ditimbang berat basah masing-masing bagian tersebut, kemudian kedua bagian tersebut dimasukkan dalam satu amplop. Dituliskan perlakuan di setiap amplop dan dicantumkan tanggal pelaksanaan. Dikeringkan dalam oven dengan suhu 70 selama (48-72) jam dan ditimbang beratnya sampai konstan.

7.      Dilakukan analisis varian dari data hasil pengamatan.

8.      Disajikan data yang diperoleh dalam bentuk tabel dan atau grafik. Kemudian dianalisis data tersebut dan dibuat pembahasannya.

 

 

   DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, Hamdan Adma. 2012. Pengaruh Cara Penyemaian Dan Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Mahoni Daun Lebar Di Persemaian. Bentang. Bandung.

Ali, Mahrus. 2015. Pengaruh Dosis Pemupukan NPK Terhadap Produksi Dan Kandungan Capsaicin Pada Buah Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.). Agrosains. Vol. 2 No. 2. ISSN 2407-6287.

Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.

Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan: Herawati Susilo. UI Press. Jakarta.

Herdiana dkk,. 2008. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Aplikasi Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Shorea ovalis Korth. (Blume.) Asal Anakan Alami Di Persemaian. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam. Vol. 5 No.3.

 

Komentar

Postingan Populer